

The United States’ culture wars and political polarization are intensifying in the wake of a Supreme Court term studded by a series of controversial landmark decisions. Are the Court’s critics justified in claiming that a right-wing legal insurgency threatens individual rights and even American democracy itself?
HAMBURG – Pemilihan seorang pemimpin partai di Eropa – satu dari sekitar 200 partai di Uni Eropa (UE) – biasanya bukan sebuah berita yang besar. Tapi ini adalah sebuah berita yang besar jika partai yang sedang dibicarakan adalah kekuatan politik paling besar di negara paling besar dan kaya di UE.
Pada akhir pekan yang lalu, partai Uni Kristen Demokrat (CDU) Jerman mengangkat Armin Laschet, seseorang perdana menteri Rhine Utara-Westphalia yang sederhana dan berwajah ramah menjadi ketuanya. Laschet sebenarnya bukan seorang bintang di atas panggung dunia. Tapi, ingatlah namanya. Secara statistik, seorang Kristen Demokrat adalah yang paling berpeluang menjadi kanselir Jerman.
Lima dari delapan kanselir Jerman pasca Perang Dunia II berasal dari CDU – dari Konrad Adenauer hingga kanselir saat ini, Angela Merkel. Dan partai Merkel sekarang masih memimpin dalam jajak pendapat nasional dengan selisih yang besar, sehingga kemungkinan besar penerus Merkel akan lagi-lagi berasal dari kubu konservatif setelah pemilihan umum pada bulan September nanti.
To continue reading, register now.
As a registered user, you can enjoy more PS content every month – for free.
Register
orSubscribe now for unlimited access to everything PS has to offer.
Already have an account? Log in