singer186_Robin UtrechtSOPA ImagesLightRocket via Getty Images_coronavirusappcontacttracing Robin Utrecht/SOPA Images/LightRocket via Getty Images

Cara yang Salah Melawan COVID-19

MELBOURNE/TUCSON – Ketika COVID-19 pertama kali muncul, kebijakan karantina yang ketat dan lockdown yang singkat dan ketat adalah sebuah pengorbanan kecil yang harus dilakukan untuk membendung pandemi ini. Sekarang, ketika lebih dari 26 juta orang di 213 negara dan wilayah sudah tertular COVID-19, kita harus mencari cara-cara baru yang efektif dan juga efisien untuk mengendalikan pandemi ini.

Untuk menghindari kerugian yang lebih besar, kita harus menerapkan larangan keluar rumah setepat mungkin sehingga bisa menyasar mereka yang paling mungkin memaparkan risiko kepada orang lain. Hal ini tidak hanya memerlukan pelacakan kontak atas mereka yang terinfeksi, tapi juga memilah siapa yang mereka temui yang paling mungkin tertular.

Dalam hal ini, teknologi bisa membantu. Kita harus menggabungkan aplikasi baru yang memberitahu orang-orang saat mereka sudah terpapar risiko infeksi dengan menjalankan tes dengan metode yang cepat, mudah, dan banyak tersedia seperti tes kehamilan. Pelacakan kontak tidak dapat berhasil tanpa hasil tes yang cepat, tapi hal ini tetap bisa memberikan hasil yang baik meskipun rapid test (tes cepat) tidak seakurat tes yang kita miliki sekarang. Aplikasi tidak hanya bisa meningkatkan kapasitas pelacakan kontak, tapi juga kecepatannya.

Pelacakan kontak, walaupun dilakukan secara manual atau dengan aplikasi, merekomendasikan karantina bagi kontak yang dekat dengan orang-orang yang positif. Di Amerika Serikat, peraturan yang dikeluarkan Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) menyebutkan bahwa orang yang berada kurang dari 6 kaki (1,8 meter) dengan orang yang sedang berada dalam masa menular selama 15 menit diwajibkan menjalani karantina selama 14 hari. Dalam peraturan ini, kita bisa memperkirakan rata-rata 59 kontak dekat untuk setiap orang yang mengidap penyakit ini. Sangat mungkin bahwa 2% penduduk AS sudah tertular pada saat ini. Kalikan angka itu dengan 59, maka sebagian besar orang di AS yang belum tinggal di rumah perlu menjalani karantina.

Tapi virus tidak mematuhi peraturan CDC yang sederhana. Anda jauh lebih aman menghabiskan waktu 15 menit berada lima kaki dari orang yang mengidap penyakit ini tapi sudah berada pada akhir masa menularnya, dibandingkan menghabiskan waktu delapan jam berada tujuh kaki dari orang yang mengidap penyakit ini pada puncak masa menularnya.

Di Arizona, Covid Watch, pembuat piranti lunak open source nirlaba, sedang menguji coba sebuah aplikasi baru yang berusaha memperkirakan risiko penularan secara akurat, bukan hanya sekedar menggunakan peraturan CDC. Aplikasi ini memberikan rekomendasi karantina hanya kepada orang-orang dengan tingkat risiko tertentu, dan akan memberi tahu mereka dengan cara yang benar-benar rahasia, seberapa lama mereka harus tinggal di rumah dan kapan tes perlu dilakukan.

Subscribe to PS Digital
PS_Digital_1333x1000_Intro-Offer1

Subscribe to PS Digital

Access every new PS commentary, our entire On Point suite of subscriber-exclusive content – including Longer Reads, Insider Interviews, Big Picture/Big Question, and Say More – and the full PS archive.

Subscribe Now

Tidak ada yang ajaib dari karantina selama 14 hari. Jika Anda tidak mengalami gejala penyakit setelah 5 hari terpapar virus ini, risiko Anda berkurang sekitar setengahnya. Risiko Anda juga jauh berkurang (tapi tidak sampai nol) jika Anda mendapatkan hasil tes negatif, tapi negara-negara yang melakukan tes pada semua orang yang dikarantina juga menerapkan peraturan 14 hari karantina yang kuno itu sama seperti negara-negara yang tidak melakukan tes. Kalau misalnya kita membiarkan orang-orang keluar dari karantina saat risiko mereka turun di bawah ambang batas tertentu yang kita tentukan, kita bisa memperoleh tingkat keamanan yang lebih tinggi dengan pengorbanan orang-orang dan perekonomian yang lebih rendah.

Ambang batas untuk karantina bisa diterapkan tergantung pada tempat. Australia dan Selandia Baru hanya memiliki sedikit kasus dan berusaha menghilangkan kasus-kasus tersebut secepat mungkin. Dua negara itu bisa menerapkan ambang batas yang lebih ketat, mengkarantina orang-orang dengan waktu paparan kurang dari 15 menit dan mewajibkan hasil tes negatif lebih dari satu kali atau mewajibkan karantina yang lebih lama jika mengalami paparan yang lebih berbahaya. Di negara-negara yang terkena virus ini dengan lebih parah, terlalu banyak orang yang direkomendasikan untuk karantina tidak hanya akan menyebabkan kerugian ekonomi dan psikologis, tapi juga melemahkan dukungan masyarakat yang diperlukan untuk membuat peraturan itu menjadi efektif.      

Setiap kali teknologi pelacakan kontak disebutkan, orang-orang langsung khawatir mengenai privasi. Aplikasi-aplikasi baru yang menggunakan kerangka Google-Apple akan meredakan kekhawatiran ini, karena pembuatnya sudah menciptakan cara untuk memperingatkan Anda tentang paparan yang berbahaya tanpa mengeluarkan informasi siapa yang Anda temui dari telepon Anda.

Kami punya kekhawatiran yang berbeda terhadap perusahaan-perusahaan seperti Apple. Untuk mempersulit pengguna menebak siapa yang sudah memaparkan risiko kepada Anda, versi-versi berikutnya dari antarmuka pemrograman aplikasi (API) dikendalikan oleh Apple dan Google sudah membatasi durasi perekaman maksimal atas kontak, dan kemudian membatasi jumlah informasi yang tersedia untuk menghitung tingkat penularan. Hal ini mengurangi kemampuan aplikasi ini dalam membedakan antara kontak berisiko rendah dan tinggi.         

Prioritas yang salah ini menempatkan kemungkinan hilangnya sedikit privasi di atas kebutuhan membuat rekomendasi karantina yang paling bermanfaat. Ada kewajiban moral untuk mengurangi kerugian dari karantina, juga untuk menghentikan penyebaran virus yang, jika tidak dikendalikan secara efektif, akan menyebabkan ratusan ribu kematian lagi dan lockdown yang berkepanjangan yang menyebabkan kesulitan yang memberikan dampak pada miliaran orang. Kondisi seperti itu akan lebih mungkin terjadi kalau rekomendasi karantina diberikan kepada semua orang sehingga tingkat kepatuhan juga akan berkurang.     

Dalam pandemi dengan dinamika yang cepat, kita harus siap mengubah peraturan dengan cepat sesuai dengan kondisi daerah, bukti epidemiologi termutakhir, dan perkembangan teknologi baru yang bisa membantu kita mengurangi persebaran virus. Pakar kesehatan masyarakat yang mematuhi peraturan kuno dengan kaku, atau, seperti yang terjadi di Swiss, bahkan membuatnya menjadi undang-undang, sebenarnya menghalangi teknologi baru yang bisa membantu kita mengembangkan pendekatan yang lebih fleksibel. Dengan fokus pada mereka yang mempunyai risiko menularkan virus tertinggi, kita bisa berkorban lebih sedikit dan membendung pandemi ini dengan lebih efektif.                                                                      

https://prosyn.org/izQGiCsid